Sabtu, 9 Mac 2013

Kisah Karamah Para Wali : 'Ala' bin Hadhrami r.a.


Dalam kitab Al Aghani li Abi al-Faraj al-Ashbahani, kisah Ala' bin Hadhrami diceritakan secara panjang lebar berdasarkan riwayat Muhammad bin Jarir. Munjab bin Rasyid (sahabat Rasulullah Saw) menuturkan kisah tersebut sebagai berikut, Abu Bakar mengutus Ala' bin Hadhrami dan pasukannya untuk memerangi orang-orang murtad di Bahrain. Orang-orang muslim yang tidak murtad menyusul pasukan Ala' sewaktu mereka, berjalan di padang terbuka. Ketika sampai di tengah-tengah padang itu, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada mereka. Ala' turun dari kendaraannya dan menyuruh pasukannya untuk turun.

Di tengah malam, unta-unta mereka lari ketakutan sampai tak tersisa satu pun, dengan membawa semua perbekalan dan tenda yang belum sempat mereka turunkan dari punggung unta-unta itu. Mereka tidak mengerti sekelompok haiwan apa yang menyerang unta-unta itu, tetapi tidak menyerang diri mereka. Mereka saling memperingatkan untuk tetap waspada, lalu pemberi abaaba menyuruh mereka berkumpul. Ala' kemudian berkata, "Apa yang telah menyerang dan mengalahkan kalian?" Orang-orang mengadu kepadanya, "Kita terjebak di tengah-tengah padang pasir tanpa air. Jika kita di sini sampai besok meskipun matahari tidak menyengat, maka kita hanya pulang tinggal nama." Ala' berkata, "Jangan takut! Bukankah kalian orang-orang muslim? Bukankah kalian berjuang di jalan Allah! Bukankah kalian penolong-penolong agama Allah?"

Mereka menjawab, "Ya." Ala' berkata lagi, "Bergembiralah! Demi Allah, Allah Yang Maha Suci dan Maha Luhur tidak akan menelantarkan kalian dalam kondisi seperti ini." Seorang muazin kemudian mengumandangkan azan shalat subuh ketika fajar terbit. Ala' shalat bersama pasukannya. Sebagian dari mereka bersuci dengan tayammum, dan sebagian lagi masih dalam keadaan suci. Selesai shalat, Ala' berlutut diikuti oleh pasukannya. Ala’ berdoa dengan sungguh-sungguh begitu juga pasukannya. Kemudian mereka melihat fatamorgana. Belum selesai Ala’ berdoa, mereka melihat fatamorgana lagi. Komandan perang berseru, 'Air." Ala' berdiri dikuti oleh pasukannya. Mereka mendekati air itu, lalu minum dan mandi. Matahari belum begitu tinggi, ketika unta-unta datang dari berbagai arah mendekati mereka. Setiap orang menunggang satu unta, sehingga tak satu pun yang berjalan. Setelah minum, mereka merasa puas dan segar kembali, lalu melanjutkan perjalanan.

Pada waktu itu, Munjab bin Rasyid berjalan bersisian dengan Abu Hurairah. Setelah jauh dari tempat itu, Abu Hurairah bertanya kepada Munjab, "Menurutmu, di mana sumber air yang tadi kita pakai?" Munjab menjawab, "Aku orang yang paling mengetahui daerah ini." Abu Hurairah berkata, "Kalau begitu, mari kita kembali sampai kau bisa menunjukkan kepadaku sumber air tersebut." Munjab dan Abu Hurairah kembali ke tempat itu, tetapi keduanya tidak menemukan kolam dan jejak air itu. Munjab berkata kepada Abu Hurairah, "Demi Allah, meski aku tidak melihat kolam air, aku yakin ini tempat kita tadi, dan aku tidak pernah melihat air di tempat ini sebelumnya." Kemudian Abu Hurairah melihat sekeliling, tiba-tiba ada kantong kulit penuh dengan air. Abu Hurairah berkata, "Hai Sahm, demi Allah, inilah tempat itu. Mari kita isikembali kantong kulit kita, lalu letakkan di tepi lembah." Munjab menimpah, "Ini adalahanugerah dan tanda kekuasaan Allah." Munjab meyakini hal itu, lalu memuji Allah.Kemudian Ala’ dan pasukannya melanjutkan perjalanan, hingga tiba di tempat bernama Hijr.Pasukan muslimin berperang dengan orang-orang kafir dan berhasil mengalahkan mereka disana.Orang-orang kafir melarikan diri ke daratan di seberang laut. Mereka menyeberangi laut denganmenggunakan kapal. Allah mengumpulkan mereka di daratan tersebut. Ala'memerintahkan pasukannya mengejar mereka, dan berkhutbah, 'Allah Yang Maha Agung dan Perkasa telahmembuatkalian menghadapi pasukan setan dan perang yang berat pada hari ini. Dia telahmemperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kalian di daratan, agar kalian bias mengambil pelajaran darinya untuk bisa menyeberangi laut ini. Bangkitlah untuk melawan musuh kalian, perlihatkan kepada mereka bahwa kalian bisa menyeberangi laut meski tanpa kapal, karena Allah juga telah mengumpulkan mereka di daratan tersebut." Pasukannya menjawab, "Kami akan melakukannya, kami tidak akan takut. Demi Allah, kami telah berhasil menaklukkan padang sahara tadi maka kami yakin Allah akan menolong kami untuk menaklukkan lautan itu."

Ala' dan pasukannya melanjutkan perjalanan, sampai tiba di tepi laut. Mereka melintasi laut itu
dengan naik kuda, beserta binatang angkutan, sekawanan unta, bagal, dan ada pula yang berjalan kaki. Ala membaca doa, "Wahai Zat Yang Maha Pengasih di antara Yang Pengasih, Yang Maha Mulia, Yang Maha Bijaksana, tempat berlindung, Yang Maha Hidup, Yang menghidupkan yang mati, Yang Maha hidup lagi Maha menegakkan, tiada Tuhan selain Engkau, wahai Tuhan kami."Mereka melintasi laut itu dengan izin Allah seperti berjalan di atas pasir, dan airnya hanyasetinggi tapak kaki kuda. Laut itu biasanya ditempuh selama sehari semalam dengan naik kapal. Pasukan muslimin sampai ke daratan. Mereka tidak membiarkan satu orang musyrik pun lolos, menawan anak-anak, dan mengambil harta rampasan perang. Saat itu, pasukan berkuda kaummuslimin berjumlah 6000 orang dan yang berjalan kaki 2000 orang. Selesai perang, mereka pulang dengan menyeberangi laut seperti sebelumnya.

'Atiq menyenandungkan syair tentang peristiwa ini:
Tidakkah engkau lihat Allah telah menundukkan laut-Nya
Dan menyerang orang-orang kafir dengan kekuasaan-Nya
Orang yang membelah lautan kembali datang kepada kami
Dengan keajaiban yang lebih mengagumkan daripada membelah lautan

Ala' dan pasukannya pulang dari daratan itu kecuali orang-orang yang ingin tinggal di sana. Di Hijr, ada seorang rahib yang masuk Islam. Rahib itu ditanya, "Apa yang mendorongmu untuk masuk Islam?" Ia menjawab, 'Ada tiga keajaiban pasukan muslimin yang telah aku saksikan, yakni munculnya banyak air di padang yang gersang, terbukanya jalan di lautan, dan doa mereka yang kudengar di udara seperti sihir. Setelah menyaksikannya, aku takut Allah akan memperburuk keadaanku bila aku tidak masuk Islam." Orang-orang bertanya, "Doa apa itu?" Ia menjawab, "Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, tidak Tuhan selain Engkau, Yang Menciptakan segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada, Yang Maha Kekal dan tidak pernah lengah, Yang Maha Hidup dan tidak akan mati, Yang menciptakan sesuatu yang terlihat dan tak terlihat. Setiap hari ada karena kehendak-Mu. Ya Allah yang mengetahui segala sesuatu tanpa belajar. Aku yakin kekalahan kaum kafir adalah kehendak dan perintah Allah." Sahabat-sahabat Rasulullah Saw mendengarkan doa yang diungkapkan seorang rahib dari Hijr
itu.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan